Salah satu hal yang paling menakutkan bagi para ayah adalah diagnosis penyakit diabetes. Biasanya ini, kalau sudah berumur, dimulai usia kepala 3, kita sudah harus rajin mengecek kadar gula di dalam darah (bersamaan dengan kadar kolesterol dan asam urat). Kita pun jadi semakin hati-hati dalam mengonsumsi makanan/minuman yang manis-manis—diperhitungkan betul-betul berapa kadar gula di dalamnya.
Terakhir kali cek darah sih alhamdulillah kadar gulaku masih dalam batas normal. Yang agak bahaya kadar asam uratku.
Nah, secara umum, kadar gula darah normal memiliki perbedaan tergantung pada usia seseorang. Kalau kadar gulanya sudah agak di batas atas normal, kita sudah kudu berhati-hati.
Usia |
Gula Darah Normal |
Gula Darah Puasa |
Gula Darah Setelah Makan dan Sebelum Tidur |
< 6 tahun |
100-200 mg/dL | ± 100 mg/dL | ± 200 mg/dL |
6-12 tahun |
70-150 mg/dL |
± 70 mg/dL |
± 150 mg/dL |
>12 tahun | < 100mg/dL | 70-130 mg/dL |
< 180 mg/dL (setelah makan) 100-140 mg/dL (sebelum tidur) |
Penyakit diabetes memang sebegitu berbahayanya. Diabetes melibatkan masalah dengan insulin dan kadar glukosa dalam darah, yang dapat menyebabkan dua peristiwa komplikasi, baik jangka pendek maupun panjang. Komplikasi jangka pendek artinya terjadi segera dan cepat terjadinya.
Ada 2 macam komplikasi jangka pendek yaitu hipoglikemia dan hiperglikemia. Hipoglikemia adalah turunnya kadar gula darah secara tiba-tiba akibat kesalahan prosedur penanganan. Misalnya pada seorang penderita diabetes, dia lupa makan atau makannya kurang, tetapi diberikan obat anti diabetes, bahkan suntikan insulin. Tentunya ini akan berakibat turunnya gula darah yang berlebihan. Dengan turunnya gula darah secara drastis, maka otak akan kekurangan gula darah yang menyebabkan seseorang bisa kehilangan kesadaran. Jika tidak ditangani segera dengan pemberian gula, maka bisa berakibat fatal. Adapun hiperglisemia, yaitu meningkatnya gula darah seketika. Ini lebih tidak berbahaya dibandingkan dengan hipoglikemia. Namun akan berbahaya kalau meningkatnya gula darah ini secara terus menurus karena akan merusak organ tubuh seperti pandangan yang kabur sampai kebutaan, gagal ginjal, jantung, kehilangan rasa pada kaki dan tangan sehingga harus diamputasi serta disfungsi ereksi. Hal terakhir inilah yang biasanya ditakuti par ayah!
Oleh karena itulah pola makan harus dikontrol sedemikian rupa. Tidak boleh sembarangan lagi.
Tentu saja ada beberapa makanan yang harus segera kita kurangi. Pertama, kita harus mengurangi konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, jagung, kentang, dan sereal. Kedua, kita juga kudu menghindari konsumsi karbohidrat sederhana seperti gula pasir, gula merah, sirup, madu, selai, dodol, kue manis, makanan gurih, cokelat, permen, dan lain-lain. Ketiga, jangan lupa juga untuk mengurangi konsumsi lemak seperti gorengan, santan kental, mentega, dan margarin.
Dalam sosialisasinya, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan juga mengenalkan makanan dengan pola piting T. Bagaimana sih pola piring T itu?
Konsep yang satu ini mengusung beberapa aturan yang bisa diterapkan oleh penderita diabetes. Adapun aturannya adalah sebagai berikut: piring harus mengandung zat energi, protein, vitamin, dan mineral. Jumlah sayur yang menyediakan vitamin, mineral, dan serat 2 kali lebih banyak dari bahan makanan sumber karbohidrat dan protein.
Dinkes Sumsel menganjurkan para ayah untuk mengutamakan konsumsi protein rendah lemak. Perbanyak buah untuk makanan selingan, dan hindari buah yang berenergi tinggi seperti durian, mangga, sawo, cempedak, pisang, dan alpukat. Tak lupa pula untuk memperbanyak konsumsi sayur yang hanya direbus atau ditumis. Dan terakhir, banyak-banyak minum air putih.
Secara lebih lengkap, Kementerian Kesehatan RI merilis tiga aturan yang perlu dipenuhi pasien diabetes dalam membuat menu makanan.
Pertama, dari segi jumlah. Jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh harus tetap diperhatikan. Hindari mengonsumsi makanan yang menyebabkan kalori masuk ke dalam tubuh lebih dari 1500 kkal/hari.
Kedua, jenis makanan. Memilih jenis makanan yang dikonsumsi juga harus dilakukan dengan teliti. Penderita diabetes diharuskan mengonsumsi makanan dengan kandungan kolesterol rendah serta kandungan serat yang tinggi namun rendah indeks glikemik.
Ketiga, soal jadwal. Penderita diabetes harus betul-betul memperhatikan waktu makan agar gula darah dalam tubuh tetap stabil. Penderita diabetes dianjurkan untuk makan besar 3 kali sehari dan makan kecil atau selingan 2–3 kali sehari. Jarak antara waktu makan besar dan selingan berkisar 2,5–3 jam dengan menu yang sudah disarankan.
Semoga para ayah yang menderita diabetes dapat menjaga pola makannya ya agar bisa beraktivitas dengan normal. Yuk bisa yuk! Sumsel sehat, yes!
1 Comment. Leave new
Agak ribet yee kalo la keno diabetes. Semoga kito selalu sehat.