Organisasi Save The Children dikenal sebagai sebuah organisasi non pemerintah internasional yang telah berdiri pada tangan 15 April 1919 dan bertempat di London Britania Raya. Di Indonesia sendiri telah beroperasi dimulai pada tahun 1976. Save Children telah tumbuh menjadi organisasi yang menyelamatkan nyawa ribuan anak di seluruh dunia setiap tahun, dan sekarang aktif di 120 negara dan 29 negara anggota. Organisasi ini telah menjadi organisasi pandu terdepan dalam memperjuangkan kehidupan banyak anak, contohnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, perekonomian, bahkan yang sedang berada dalam situasi bencana maupun perang.
Visi yang di tetapkan Save the Children yaitu membangun global bagi anak-anak yang menerima pemenuhan hak atas kelangsungan hidup, perlindungan, pengembangan & partisipasi. Sementara misi nya merupakan menumbuhkan ide untuk membangun penemuan pada memperlakukan anak-anak & mencapai perubahan secara eksklusif & berkelanjutan bagi anak-anak di semua global. Save The Children Indonesia sendiri juga memiliki visi dan misi yang tidak jauh berbeda yaitu, visinya adalah untuk membangun dunia di mana setiap anak memiliki hak untuk hidup, perlindungan, pertumbuhan dan partisipasi. Dan sementara itu, misi kami adalah membawa terobosan dalam cara dunia memperlakukan anak-anak dan memungkinkan mereka membuat perubahan yang cepat dan langgeng dalam hidup mereka.
Nilai-nilai secara global yang diharuskan hadir dalam setiap pengerjaan atau yang dilakukan demi tercapainya visi juga misi dari Save The Children sendiri terbagi menjadi, yang pertama akuntabililitas, yang kedua ambisi, yang ketiga kolaborasi, yang keempat kreativitas, dan yang terakhir yakni yang kelima ialah integritas. Pada tahun 2014, Save the Children di Indonesia juga sudah menjadi anggota Global Save the Children Association dan sekaligus memulai transisi ke organisasi lokal. Pada tahun 2021 Yayasan Sayangi Tunas Cilik sebagai organisasi lokal Save the Children Indonesia resmi berubah menjadi Yayasan Save the Children Indonesia sesuai dengan Peraturan Menteri Kehakiman No. AHU0001042.AH.01.05. Upaya ini merupakan langkah strategis bagi organisasi untuk memperluas manfaat Save the Children di Indonesia secara lebih luas dan berkelanjutan kepada anak-anak Indonesia.
Save The Children bergantung pada donor yang disediakan oleh negara-negara anggota untuk mengumpulkan dana dan memenuhi persyaratan pendanaan saat mereka melakukan kegiatan mereka. Save the Children juga menerapkan beberapa strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat mereka, termasuk fokus pada kegiatan untuk anak-anak. Strategi fundraising yang dilaksanakan antara lain: face-to-face fundraising (dialogue fundraising), corporate fundraising, dan omnichannel fundraising (Rachmasari, Nulhaqim and Apsari, 2015).
Terdapat beberapa strategi yang digunakan dalam berjalannya organisasi Save The Children yaitu, implementasi strategi penggalangan dana yang mencoba untuk memperkenalkan profil dan kegiatan kampanye kepada masyarakat luas. Ini dilakukan oleh untuk mengamankan pendanaan jangka panjang, serta kesempatan untuk menampilkan Save the Children. Selain itu, penerapan strategi penggalangan dana anak juga terkait dengan pendekatan visi dan misi. Tujuannya adalah untuk membangun hubungan dan komunikasi yang baik antara Save Children dengan para donatur, dan kami selalu berusaha untuk membangun jaringan dimana: satu membuat kemitraan dengan perusahaan, mengundang individu untuk berkontribusi langsung ke atau melalui internet.
Yang kedua Strategi penggalangan dana korporasi ini merupakan kemitraan antara Save the Children dan korporasi yang bertujuan untuk mendorong dan mempercepat kemajuan dalam masalah anak, baik di bidang pendidikan dan kesehatan, dan perlindungan anak. Selain itu, strategi ini merupakan bentuk pemantauan program yang direncanakan oleh Save the Children dengan perusahaan mitra sehingga mereka dapat bersinergi dan beradaptasi dengan kebutuhan bersama.
Selanjutnya strategi yang juga dikembangkan dan dijalankan oleh Save the Children adalah strategi penggalangan dana multi-channel. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendanaan untuk sebagai tindakan proaktif jika salah satu dari strategi lainnya gagal bekerja. Ada beberapa variasi strategi penggalangan dana omnichannel, antara lain penggalangan dana online atau digital fundraising. Penggalangan dana online adalah kegiatan penggalangan dana atau donasi online.
Program dan juga kegiatan yang diadakan oleh Save The Children sendiri meliputi :
Kesehatan dan gizi merupakan sebuah hak yang harus didapatkan oleh setiap anak, kesehatan dan nutrisi yang tepat benar-benar harus diutamakan. Dalam program ini, Save the Children mencoba menggunakan pendekatan berbasis bukti untuk mengobati kondisi anak, Ini mengancam jiwa dan mencegah kematian anak-anak. Berkomitmen dan bekerja untuk meningkatkan kesehatan baik dari pihak ibu, juga anaknya harus mendapat nutrisi yang cukup. Dengan perhatian khusus kepada mereka yang tidak mampu menghidupi diri dengan gizi yang baik, yang rentan terhadap penyakit sampai dengan keluarga yang terkena dampak konflik dan bencana alam akan dibantu oleh Save The Children.
Pendidikan adalah jalan yang harus ditempuh semua anak-anak untuk mencapai lebih banyak kehidupan. Pendidikan sangat penting sehingga memungkinkan kehidupan, pandangan, dan dukungan pendapatan di masa depan. Jadikan setiap anak mendapatkan kualitas, baik dalam pendidikan dan kemajuan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan di masa depan.
Bantuan kemanusiaan dan tanggap darurat merupakan bentuk sikap responsive. Krisis kemanusiaan dan keadaan darurat saat ini terjadi di dunia jadi selamatkan anak-anak selamatkan banyak orang hidup dan cepat dalam menanggapi keadaan darurat. Kemanusiaan yang disebabkan oleh bencana alam dan epidemi penyakit, konflik bersenjata dan migrasi merupakan situasi darurat yang rentan terjadi terhadap anak-anak seringkali juga mereka yang menjadi korban.
Perlindungan anak adalah program utama yang dioperasikan oleh Save the Children. Membantu anak-anak dan kemudian mencoba melindungi mereka dari pelanggaran hak seperti eksploitasi dan kekerasan atau pelecehan seksual, pengabaian di rumah, sekolah, lingkungan, dan komunitas darurat. Membantu anak-anak mempengaruhi urusan nasional, internasional, bekerja dengan mitra untuk memperkuat sistem perlindungan anak, melakukan dialog langsung dalam memberi bimbingan kepada orang tua untuk pengajaran terhadap anak-anaknya, dan memberdayakan masyarakat untuk mengutamakan perlindungan terhadap anak tanpa memandang rasa tau agama.
Salah satu contoh dalam sebuah kasus dimana Save The Children memegang peranan besar dalam membantu perkembangan pendidikan anak berupa menyerahkan 6 unit sekolah dan juga 210 unir rumah untuk 3 kabupaten NAD. Save The Children sangar memprioritaskan keselamatan anak-anak demi mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, dan juga dengan hal ini bisa memperbaiki dan meningkatkan pendidikan anak sejak usia dini melalui penambahan jumlah gdeung-gedung pendidikan.
Beberapa timeline atau perkembangan dari Save The Children:
1919: Eglantyne Jebb meluncurkan penggalangan dana “Save the Children” pada tahun untuk mengumpulkan dana bagi anak-anak yang terkena dampak Perang Dunia I di Austria dan di Jerman.
1924: Deklarasi Hak Anak dirancang oleh Eglantyne Jebb dan kemudian diadopsi oleh Liga Bangsa-Bangsa.
1972: Persatuan Internasional untuk Save the Children didirikan. Aliansi ini bertujuan untuk menyatukan koordinator berbeda Save the Children di negara seperti Norwegia, Swedia Denmark dan Amerika Serikat.
1990-an: Save the Children membantu melindungi anak dalam berbagai konflik di Irak, Sudan, Somalia, Kolombia, Sri Lanka, Angola, Balkan dan lain-lain. Selain itu, Save the Children juga mendorong anak untuk menyuarakan pendapatnya tentang konflik dan didengar oleh publik. Save the Children juga membantu program reunifikasi keluarga untuk korban genosida Rwanda 1994.
2016: Save the Children berkontribusi pada krisis migrasi dengan membuat program. Children on the Move. Program ini diwujudkan dalam bentuk pengerahan kendaraan SAR untuk membantu anak-anak yang tergabung dalam kapal migran.
2019: Save the Children meluncurkan kampanye ‘Hentikan Perang’ untuk memastikananak yang tinggal di daerah konflik aman, memiliki akses keadilan dan dukungan untuk untuk menangani cedera dan trauma. Kampanye ini bertepatan dengan 100 tahun sejarah Save the Children, yang dimulai dengan tujuan melindungi anak-anak dalam konflik dan perang.
2021: Save the Childen Indonesia mengawal mekanisme pembelajaran jarak jauh seperti pembelajaran online. oleh Pemerintah Indonesia dengan tujuan untuk mengurangi gangguan belajar.
Sumber: Kompasiana
Kreator: Kezia Feradris