Halo, para Bapak Rumah Tangga! Sebagaimana kita tahu, salah satu tugas orang tua adalah memahami perkembangan kognitif anak. Dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun, perhatian mengenai kognitif anak sangatlah penting. Kita perlu memantau anak kita untuk melihat apakah perkembangan kognitif tersebut sudah baik atau belum.
Pada usia 1-2 tahun, perkembangan yang kita lihat adalah dari sisi sensorimotornya. Ia mulai bisa menatap mata orang lain saat diajak bicara atau menunjukkan keinginan untuk berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Ia mulai mencari sumber suara. Kemudian lama-lama ia mampu mengingat satu instruksi sederhana yang diberikan. Ia juga mampu membalik halaman buku secara mandiri dan memilih salah satu makanan yang ingin dimakan, saat dihadapkan pada dua pilihan.
Baca Dulu: Makanan Berserat untuk Anak Alergi
Berdasarkan Jean Piaget & Personal Growth, hal ini dinamakan Cognitive Development Milestones. Ia membaginya menjadi beberapa tahapan berdasarkan usia sang anak. Pada usia 2-7 tahun dinamakan Preoperational Stage. Pada usia 7-11 tahun Concrete Operational Stage. Dan selanjutnya 12 tahun ke atas adalah tahap Formal Operational Stage.
Hal ini baru kupelajari dalam webinar bertajuk ‘Bicara Gizi’ dengan topik ‘Maksimalkan Perkembangan Kognitif Anak Melalui Daya Tahan Tubuh dan Stimulasi yang Tepat’ (26/08). Acara tersebut dihadiri narasumber yang bagus banget yakni Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Alergi Imunonlogi, CEO & Founder Personal Growth, Senior Clinical Psychologist, dan Parenting Expert, serta Medical & Scientific Affairs Director Danone Indonesia.
Nah, bukan cuma memantau perkembangan kognitif anak tersebut, tetapi kita juga harus memastikan bahwa anak berkembang sesuai dengan tahapannya. Bagaimana caranya kita bisa melakukan itu. Pertama, tentu saja kita harus tahu faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak.
Gómez-Pinilla (2008) mengemukakan bahwa perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh saluran pencernaan yang sehat dan imunitas yang optimal melalui intervensi nutrisi yang baik. Apabila saluran pencernaan anak bekerja dengan baik, maka daya tahan tubuh atau imunitas anak juga akan baik. Imunitas yang baik memiliki kaitan erat dengan kemampuan kognitif anak, karena anak yang sehat akan aktif bergerak, sehingga lebih mudah menanggapi stimulasi dengan aktif dan mampu belajar dengan optimal. Pemberian stimulasi yang tepat perlu dilakukan orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan kognitif anaknya. Untuk itu orang tua perlu memahami hal-hal penting yang dapat mendukung perkembangan kognitif anak agar dapat membantu buah hatinya memiliki 8 kemampuan kognitif yakni attention, focus, memory, language, psychomotor, logic, reasoning, dan decision making.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Yang pertama tentu saja asupan nutrisi. Beberapa nutrisi yang dibutuhkan anak antara lain Omega-3 fatty acids, Vitamin B12, Zinc, dan Zat besi. Malnutrisi atau kurang atau kelebihan asupan lemak dan
karbohidrat tidak mendukung kognitif anak. Yang kedua adalah stimulasi. Di sinilah orang tua berperan besar dalam menstimulasi perkembangan kognitif anak. Hal ini dapat bermanfaat bagi bahasa dan perilaku adaptif anak, performa akademi anak hingga usia
remaja, dan juga kemampuan berhitungnya. Yang ketiga, pasti keterlibatan orang tua itu sendiri. Keterlibatan orang tua mempengaruhi dukungan pada pertumbuhan anak, serta engagement dengan anak dan pelatihan makan pada anak. Kondisi kesehatan, termasuk kesehatan mental orang tua (khususnya ibu) berpengaruh sangat penting terhadap perkembangan kognitif anak. Dan yang keempat adalah interaksi anak terhadap dunia sekitar. Anak dapat belajar melalui pengamatan dan interaksi dengan benda-benda, teman sebaya, dan orang lain. Orang tua berperan sebagai mediator yang memperkenalkan anak dengan lingkungan sekitar.
Baca Juga: Bahu Membahu Mencegah dan Mengatasi Stunting
Alat Ukur Perkembangan Kognitif Anak
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi MKK. – Medical and Scientific Affairs Director Danone Indonesia mengatakan “Berbeda dengan perkembangan fisik (misalnya pertumbuhan berat badan dan tinggi badan) yang pada umumnya lebih mudah diperhatikan, mengamati perkembangan kognitif menjadi tantangan bagi para orang tua karena belum ada indikator/milestones kognitif yang komprehensif, mudah dipahami, dan mudah diakses oleh orang tua.
Dalam menjawab kebutuhan orang tua untuk pemantauan perkembangan kemampuan kognitif anak, Danone Specialized Nutrition Indonesia bekerja sama dengan ahli yang memiliki kredibilitas di bidangnya, yaitu Personal Growth untuk mengembangkan 8 Winning Skills Interactive Assessment. Dengan memanfaatkan teknologi digital, orang tua dapat memonitor milestones perkembangan kognitif anaknya sehingga dapat memaksimalkan tumbuh kembang anaknya. Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia percaya bahwa setiap anak dilahirkan menjadi pemenang. Peran orang tua adalah membekali anak sejak dini untuk menjadi pemenang dan mendorong anak agar mampu mengasah kemampuan nya untuk menghadapi kehidupan masa depan yang penuh tantangan.
The Winning Skills Assessment Tool ini disusun bagi anak berusia 1-5 tahun yang meliputi 8 parameter perkembangan kognitif anak, yaitu:
perhatian, fokus, daya ingat, kemampuan berbahasa, psikomotor, logika, penalaran, dan membuat keputusan.
Orang tua dapat mengakses 8 Winning Skills Interactive Assessment melalui mynutri.club/twl. Selanjutnya orang tua dapat memilih usia anak, lalu memilih salah satu aspek Winning Skill untuk kemudian diberikan lima pertanyaan tentang anaknya untuk mengukur apakah hasilnya sudah baik atau masih harus ditingkatkan. Kemudian orang tua akan menerima rekomendasi aktivitas yang sesuai dengan kemampuan anaknya serta stimulation kit gratis berupa e-book untuk melatih 8 Winning Skill anak. Alat asesmen interaktif ini diharapkan dapat membantu para orang tua dalam mengoptimalkan bekal untuk menyiapkan anak menjadi pemenang di masa depan melalui perkembangan kemampuan kognitifnya.