Tahu nggak sih kalau lahan berukuran 1×1 meter pun kita sudah bisa membuat kitchen garden? Meski tampak sederhana, ide area kecil di rumah atau bahkan di apartemen yang digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan pangan sendiri, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan, kesehatan, dan keberlanjutan.
Inspirasi Kitchen Garden dari Vania Febriyantie ini begitu menggugahku. Buat kamu yang belum kenal dengan Vania, yuk kenalan dulu!
Vania Febriyantie ini adalah sosok inspiratif di balik pertanian perkotaan alias urban farming, Seni Tani. Vania ini kelahiran Lhokseumawe dan menjadi alumni jurusan Biologi Univeristas Pendidikan Indonesia Bandung.
Vania mulanya melihat lahan terbengkalai milik Pemerintah setempat. Dari situ, Vania bersama teman-temannya terpikir untuk mengembangkan konsep bercocok tanam di lingkungan rumah perkotaan. Kebetulan, urban framing memang sedang tren. Jadi, lahan terbengkalai tersebut dimanfaatkan untuk menjadi pertanian kota. Itulah cikal bakal Seni Tani yang berada di Kecamatan Arcamanik, Bandung. Vania dkk menanami lahan tersebut dengan aneka sayur-mayur dengan ramah lingkungan. Ketika dipanen, komoditas itu langsung didistribusikan ke konsumen di sekitarnya demi mendekatkan masyarakat dengan akses pangan berkualitas.
Kenapa ramah lingkungan? Karena sistem tanam dari Seni Tani sebagian besar menggunakan pupuk kompos yang dibuat dengan mekanisme organik. Bersama relawan, para anggota Seni Tani terus berinovasi membuat pupuk, eco-enzyme, dan lain-lain.
Lahan-lahan terbengkalai itu mulanya adalah lahan di bawah menara Sutet. Namun, sebagaimana kita ketahui bersama, sebenarnya berkegiatan di bawah jaringan Sutet itu berbahaya. Sebab, ada radiasi yang tidak kita sadari bakal berpengaruh ke tubuh kita. Namun kini, lahan yang dikelola bertambah. Misalnya ada lahan 400 meter persegi di tengah perumahan. Lahan itu adalah tanah kosong yang belum dibangun rumah, dan oleh pemiliknya diizinkan untuk dijadikan lahan tanam. Berawal sejak November 2020 sudah ada 680 meter persegi lahan tidur yang dimanfaatkan menjadi kebun sayur.
Seni Tani mempunyai 2 buah area lahan yang digarap yakni kebun komunal dan kebun produksi. Kebun komunal menjadi area yang terbuka untuk umum yakni masyarakat dan sukarelawan. Bahkan setiap Minggu pagi, area kebun Komunal tersebut dibuka untuk umum kegiatan utama yang tak hanya berkebun, tetapi juga membuat pupuk organik, eco enzyme serta kegiatan lainnya. Sedangkan kebun produksi adalah area khusus menanam sayur-sayuran untuk didistribusikan dengan sistem CSA.
Sistem Community Supported Agriculture (CSA) pada Seni TANI
CSA adalah model pertanian di mana para petani dan masyarakat berkolaborasi dalam produksi dan konsumsi makanan. Dalam sistem ini, anggota masyarakat atau konsumen berlangganan atau berinvestasi di awal musim tanam, dan dalam pertukaran kontribusi mereka, mereka menerima sebagian dari panen yang dihasilkan oleh petani selama musim tersebut. Hal ini membagikan risiko antara petani dan konsumen, karena hasil panen dapat dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kondisi pertanian lainnya.
Bagaimana CSA Berfungsi?
- Berlangganan atau Berinvestasi: Masyarakat yang tertarik menjadi bagian dari CSA berlangganan atau berinvestasi di awal musim tanam. Ini membantu petani mendapatkan pendanaan awal yang dapat mereka gunakan untuk persiapan pertanian.
- Panen dan Pembagian: Selama musim pertanian, petani bekerja untuk menanam, merawat, dan memanen tanaman. Hasil panen kemudian dibagi antara petani dan anggota CSA berdasarkan kesepakatan awal. Bagian masing-masing anggota mungkin bervariasi tergantung pada hasil panen.
- Koneksi Petani-Konsumen: Salah satu aspek penting dari CSA adalah koneksi yang lebih dekat antara petani dan konsumen. Anggota CSA dapat mengunjungi pertanian, berpartisipasi dalam acara-acara pertanian, dan lebih memahami tantangan dan upaya yang diperlukan dalam produksi pangan.
Manfaat Pertanian Didukung oleh Masyarakat (CSA)
- Keberlanjutan Lingkungan: CSA sering kali berfokus pada praktik pertanian organik atau berkelanjutan, yang mengurangi penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya. Hal ini mendukung kesehatan tanah dan keanekaragaman hayati.
- Kesejahteraan Petani: Dengan memiliki pendapatan yang stabil melalui langganan awal, petani dapat mengurangi risiko finansial yang terkait dengan fluktuasi pasar dan cuaca.
- Kualitas Makanan: Makanan yang dihasilkan dalam sistem CSA umumnya lebih segar dan lebih berkualitas, karena panen dan distribusi dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.
- Pendidikan Konsumen: CSA memberikan kesempatan bagi konsumen untuk belajar tentang proses pertanian, tantangan yang dihadapi petani, dan bagaimana makanan mereka diproduksi.
- Dukungan Lokal: Melalui langganan CSA, konsumen mendukung ekonomi lokal dan membantu mempertahankan pertanian lokal di tengah tekanan urbanisasi dan industrialisasi.
Tiga kunci utama dari sistem CSA adalah pemberdayaan, berkelanjutan, dan lokal. Konsep CSA yang diterapkan Seni Tani adalah dimulai dengan anggota kelompok membayar pada awal bulan sebelum benih sayur ditanam. Dengan cara ini, petani urban mendapat kepastian sebelum panen. Sebulan sebelum panen, pendaftaran untuk anggota sudah dibuka. Para anggota merupakan masyarakat yang berkomitmen mendukung petani muda. Setelah menyelesaikan pendaftaran dan pembayaran, barulah sayuran dikirimkan dengan frekuensi waktu pengiriman seminggu sekali. Ada tiga pilihan bagi pelanggan yang ingin berpartisipasi membeli sayuran di Seni Tani. Mulai dari paket small seharga Rp220 ribu hingga large senilai Rp400an ribu.
Perluasan Ide Seni Tani ke Kitchen Garden
Seni Tani ingin mengembangkan sistem pertanian kota yang berkelanjutan dan kemudahan akses sumber pangan lokal. Seni Tani masih memiliki lahan yang cukup sempit. Jika permintaan pelanggan melebihi kapasitas produksi, Seni Tani berkolaborasi dengan kelompok tani lain. Salah satu kolaborasi itu adalah dengan ibu-ibu PKK yang juga mengembangkan kebun.
Namun, jangan remehkan kekuatan Bapak Rumah Tangga. Konsep Kitchen Garden memungkinkan individu atau keluarga untuk menghasilkan sebagian kecil dari makanan mereka sendiri. Meskipun mungkin tidak mampu menggantikan seluruh kebutuhan pangan, tetapi setiap panen yang dihasilkan dapat memberikan kontribusi yang berarti. Peran Bapak Rumah Tangga sangat vital di sini karena kami-kami ini yang akan mengolah tanah hingga siap tanam.
Yuk, Seni Tani, ajak bapak-bapak, yang Bapak Rumah Tangga full-time maupun kantoran belajar bercocok tanam dan menggali pengalaman bersama di kebun Seni Tani!