Ini sebenarnya adalah cerita lama yang belum sempat dituliskan. Cerita tentang staycation di Hotel Grand Zuri BSD City selama 2 malam yang amat berkesan. Kenapa berkesan? Alasan pertama adalah karena gratis.
Tahun 2020 lalu pandemi melanda. Awalnya para pegawai di kantorku takut melaksanakan perjalanan dinas. Termasuk aku. Beberapa tawaran tugas di luar kota bahkan aku tolak. Pendampingan saksi ke Yogya dan Bali atau Yogyakarta kalau tak salah. Aku termasuk yang ngeri untuk melakukan perjalanan jauh saat itu. Sekaligus tak mau repot karena harus tes dulu sebelum dan sesudah melakukan penerbangan. Belum lagi nanti disuruh pisah-pisah dulu, ga boleh ngumpul sama anak-istri.
Menjelang akhir tahun, ada kegiatan lagi yang harus dilakukan ke sejumlah kota. Seperti monitoring. Beberapa wilayah dipilih. Salah satunya Tangerang. Ya sontak saja aku bilang ke atasanku, kalau harus berangkat, izinkan aku ikut ke yang Tangerang saja. Dalam hatiku, aku bisa berangkat motoran dari Bogor. Nggak perlu harus berada dalam satu kendaraan bersama orang lain.
Niatanku itu dikabulkan. Aku bertugas bersama Kasubditku yang memilih berangkat sendiri, mengendarai mobilnya, dari Ciledug. Nah, ternyata penugasan itu, di surat tugasnya tertera 3 hari, alias 2 malam menginap. Aku pun menawarkan ke istriku, mau ikut tidak. Dia pun mau.
Awalnya, aku sudah memilih Hotel Horison. Tapi pas baca reviewnya, banyak yang bilang hotelnya serem. Untungnya, di Traveloka, masih bisa melakukan cancel gratis. Akhirnya, pilihanku berpindah ke Grand Zuri BSD City. Dari rumah ke hotel, via Pasar Parung, jaraknya tidak sampai 30 km. Dari hotel ke KPPN Tangerang jaraknya tidak sampai 20 km. Alhamdulillah, bisa ngerasain hotel mewah walau kalau nggak salah nombok sekitar 50 ribu karena berada di atas standar biaya masukan.
Berempat kami mengendarai motor dari Tajur Halang, Bogor. Muatan penuh dengan tas ditaruh di depan. Hanna, saat itu, masih muat duduk di depan. Sementara satu tas lagi, ransel, di punggung istriku. Gianna, Si Kecil, duduk di tengah-tengah. Kujalani perjalanan itu dengan motor Mio yang bodong, alias nggak ada STNK-nya. Wkwk.
Secara garis besar, pengalaman kami di hotel Grand Zuri BSD City itu sudah terangkum dalam vlog berikut ini:
Harus aku akui bahwa hotel Grand Zuri memang sebagus itu. Lokasinya sangat strategis.
Sebagai orang julid, kesan kedua yang kutangkap adalah ramainya hotel ini dengan para birokrat. Bukan hanya tugas, para pegawai negeri dari berbagai instansi juga berada di hotel Grand Zuri BSD City dalam rangka rapat atau konsinyering, entahlah. Di sisi ini aku agak miris. Kota-kota terdekat di jakarta jadi semacam “escape plan” perjalanan dinas setelah susah terbang ke kota yang jauh-jauh. Bisa dijamin, Bogor atau Tangerang akan penuh dengan kegiatan para birokrat dengan atas nama penyerapan anggaran.
EH lupa, ini bloh Bapak Rumah Tangga, jadi tidak membahas soal lain-lain. Kita bahas saja keseruan dengan anak-anak.
Ya, kesan keseruan dengan anak-anak adalah bersepeda. Di Hotel Grand Zuri BSD City ini sepeda bisa digunakan gratis untuk 1 jam pertama. Dan jujur, asik sekali bersepeda di sekitar hotel. Jalannya teduh karena banyak pohon yang rindang. Treknya pun cenderung landai sehingga kita bisa melaju tanpa terlalu menghabiskan banyak tenaga.
Selain bersepeda, kami juga berenang bersama. Dan yah, serasa kolam renang pribadi karena hanya kami yang berenang di sini. Selama dua hari di Hotel Grand Zuri BSD City, mungkin ada 3 kali anak-anak berenang. Saat aku bertugas ke KPPN Tangerang, mereka berenang sepuasnya.
Begitulah, entah kapan lagi ada kesempatan bisa mengajak keluarga saat bertugas ke luar kota. Sebelum pindah ke Palembang, sebenarnya ada acara di Bogor. Aku sudah GR bakal diajak dan membayangkan mengajak anak-anak juga. Sayangnya, tidak. Memang yang diajak adalah tim yang akan berkotribusi pada program yang akan dilaksanakan ke depan. Sementara aku sudah mau berangkat. Hihi. Kapan-kapan lagilah ya.